Sunday, March 2, 2014

Singapore Itinerary 3D4N for Newbie Backpacker (Day 2)

Here we go again..

Kali ini aku mau cerita semua tentang hari ke-dua di Singapore kemarin. Buat yang masih belum baca tentang cerita hari pertama, bisa dilihat di sini.

Kemarin ceritanya sampai di...
Nahh, setelah berhasil bobo-bobo ayam (ngertilah ya maksudnya) satu atau dua jam, akhirnya kami terbangun karena Changi sudah mulai berisik. Para CS sudah mondar-mandir mau bersih-bersih dan penumpang-penumpang first flight juga hilir mudik sambil dorong-dorong trolly.

Mungkin karena terlalu excited dan ga sabaran, kami lebih memilih untuk siap-siap, cuci muka, ganti baju, de es be, dari pada menuruti mata yang masih ngantuk. Beberapa orang, entah memang mereka penumpang transit atau hanya backpacker ngirit seperti kami, masih terlihat selonjoran tidur nyenyak di bangku-bangku sejauh mata memandang.

Sambil ngecharge hanphone dan powerbank, kami gantian masuk kamar mandi. Kamar mandinya, seperti yang bisa ditebak, bersih..sih..sih. Wangi lagi. Di dekat pintu kamar mandi ada layar yang fungsinya buat menilai kepuasan pelanggan gitu. Kita diminta ngasih rate untuk service yang sudah disediakan oleh pihak bandara. Tanpa pikir panjang, telunjuk pun langsung memencet tombol "Excelent".

Ga usah di Changi, di bandara-bandara Indonesiapun yang namanya harga makanan pasti mahal-mahal. Demi status backpacker yang kami sandang (hahaha), sebelum berangkat kami sudah bikin rule bahwa ga akan makan atau minum apapun yang harganya di atas 5 SGD. And we stick to it.

Berbekal Free Internet yang bertebaran di Changi, akhirnya aku dan Neko-chan berhasil menemukan tempat makan murah meriah. Seperti oase di padang gurun, ketika kita melihat tulisan "Staff Canteen".

Seperti namanya, kantin ini memang diperuntukkan untuk para staff bandara. Tapi begitu kita masuk ke dalam, ada buanyak orang yang makan di sini sambil bawa backpack atau sambil seret-seret travel bag. Harganya?? Bikin nyengiiiiiir :D

Kaya gini nih tempatnya...

Canteen Staff
Biarpun namanya Canteen Staff dan letaknya di lantai basement bandara, ini tuh ga kalah dengan foodcourt yg ada di mal-mal Indonesia. Tempatnya bersih, nyaman, dan yang pasti bebas dari asap rokok.

Buat menemukan tempat ini memang gampang-gampang susah. Kemarin itu kami ke Canteen Staff yang ada di Terminal 1. Kita harus cari Burger King dulu, kemudian cari pintu keluar yang dekat dengan tempat refill air minum. Setelah keluar pintu kita belok kiri, di pojokan ada tangga ke bawah, nah itu menuju Canteen Staff.

Ada dua macam harga yang berlaku di sini, Staff Price dan Public Price. Kita akan dikenakan Public Price. Tapi jangan kuatir dulu, beda harga antara Staff dan Public hanya sekitar 3-4 sen aja yang kalo dirupiahin tinggal dikalikan seribu.

Karena waktu kita kesini itu masih terlalu pagi kali ya, sekitar jam 6.30 waktu Singapur, jadi yang jualan masih sedikit. Akhirnya kita cuma bisa pesan ini nih, nasi lemak 2 porsi plus black coffee buat Neko-chan.

Breakfast















Selesai sarapan, kita langsung  balik lagi ke Terminal 2. Karena Stasiun MRT adanya hanya di Terminal 2. Seperti yang udah pernah dicritain, antar terminal dihubungkan sama sky train.

Sky train is comiiiing..... macho banget ga sih tampilannya :D

Sky Train



Inside the train


Sekarang kita mau bahas tentang transportasi selama di Sing...

Kemarin sempat bingung mau pakai kartu yang mana. Kebanyakan temanku sih nyaranin untuk pakai EZlink. Harga kartunya 12 SGD sudah termasuk isi 7 SGD. EZ link ini bisa di top up, minimal value kalau mau top up itu 10 SGD. Dengan kartu ini kita sudah bisa naik semua moda tranportasi yang masuk dalam jaringan MRT di Singapore seperti kereta bawah tanah dan bus.Untungnya lagi, kartu EZlink ini validity-nya sampai 5 tahun. Jadi kalau kita ke Singapore lagi, kita bisa pakai lagi kartunya, kalau isinya habis, ya tinggal top up. Kalau pas mau balik ke Indonesia ternyata isi kartunya masih banya, bisa kita refund. Misalnya nih, masih sisa 7 SGD. Kita tinggal ke loket MRT yang di bandara dan minta refund. Nanti 7 SGD-nya dikembalikan ke kita dalam bentuk uang. Tapi nih yaaa, kalau direfund, kartunya otomatis mati, ga bisa dipakai lagi. Jadi kalau besok-besok kita ke Singapore lagi, kita harus beli kartu lagi, yang artinya.. kita kena biaya kartu lagi sebesar 5 SGD (kalau harganya belum naik).

Ngantri beli kartu
Waktu lagi antri kaya gini nih, (ini di depan loket penjualan kartu MRTL di Changi), aku sempat nanya turis asal Indonesia juga, tapi dia nyaraninnya pakai Tourist Pass. Tourist Pass ini systemnya all you can go. Jadi ada harga paketnya untuk 3 hari, 5 hari, 10 hari, yang artinya biaya perjalanan kita adalah seharga paket itu, mau jalan dekat ataupun jalan jauh. Kalau ga salah ingat, untuk 3 hari itu harganya 30 SGD. Sebenarnya cukup murah juga untuk orang-orang yang punya niatan muterin Singapore dari ujung ke ujung.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku dan Neko-chan pilih EZlink. Aku dink yang milih, karena Neko-chan sudah bawa kartunya dari Indonesia, dipinjemin temennya. Iiiisssh..

Okay now.. EZlink sudah di tangan, sekarang masalahnya mau beli kartu telepon. Sempat survey di 711 di bandara, harga semua kartu perdana lokal muahal banget (ya iyalah di bandaraaa). Sebenarnya ada provider Indonesia yang nawarin free roaming selama 3 hari pertama untuk beberapa negara ASEAN. Tapi kita harus pakai kartunya minimal sebulan di Indonesai sebelum di bawa ke Luar Negeri.

Demi menikmati jalan-jalan, aku pikir kayanya bagus juga untuk ga aktifin telepon selama di Singapore. Toh, di bandara Wifi-nya kuenceng, dan hostel tempak kami menginap juga nyediain Wifi. Jadi, biar telepon ga aktif, tetap bisa eksis pakai Wifi. :)))

Okkie dokkie... now we're ready to start exploring.....yippieeee

Kaki kaki















Dari bandara, kami melakukan perjalanan pertama menuju ABC Hostel. Hostel ini dikhususkan untuk para pelaku backpacker. Dengan system shared dormitory, yang artinya, di dalam satu kamar kita harus berbagi space dengan 10 sampai 20 orang, cewek - cowok digabung. Memang ada beberapa kamar khusus untuk cewek, ukuran kamarnya kecil, hanya 4 beds, kita bisa request pas check-in, tapi dengar-dengar harganya sedikit lebih mahal dari yang mixed dorm. Dan karena kapasitasnya hanya sedikit, kemungkinan untuk dapet bednya juga kecil. Kalau mau intip sendiri, bisa klik di sini.

Sempat ragu juga sih waktu awal-awal mau pesan di sini. Aku sampai browsing review orang-orang tentang hostelnya, khususnya dari sudut pandang perempuan. Untungnya sih reviewnya bagus-bagus, nyaman, bersih, de es be. Jadi deh kita book.

ABC Hostel terletak di beberapa lokasi di Singapore, dan karena jalur jalan-jalan kita kebanyakan di seputaran Marina Bay, Little India, Chinatown, dan sekitarnya, kita pilih yang berlokasi di Jl. Kubor. Jl. Kubor ini dekat dengan Bugis Street. Kalau naik MRT Line dari Changi, kita harus transit di Tanah Merah Station dulu (MRTLine yang dari Changi hanya sampai di Tanah Merah. Semua penumpang harus turun di stasiun ini dan pindah line sesuai tujuan masing-masing). Di tanah merah kita lanjut dengan line warna hijau tujuan Joon Koon, lalu kita bisa pilih turun di Stasiun Bugis atau Stasiun Lavender. Kemarin waktu mau ke Hostel dari bandara, kami turun di Stasiun Bugis. Belakangan kami tahu ternyata bisa lebih dekat kalau kami turun di Stasiun Lavender. Kalau mau lebih detail tentang jalur MRTL di Singapore bisa lihat di sini. Mapnya simple banget kok. Oiya, jangan lupa ambil map Singapore yang tersedia gratis di Changi, ada banyak kok di dekat pintu keluar.

Anyway, kalau kita turun di Stasiun Bugis, kita bisa sekalian mengunjungi Bugis Junction, sebuah pusat perbelanjaan yang terkoneksi langsung dengan Stasiun Bugis. Oiya, hampir semua statiun MRT di Singapore terintegrasi dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran. Mungkin karena inilah jumlah kendaraan pribadi di sana jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dan turisnya.

Here we are.. in Bugis Junction...

Bugis Junction
Turun di Stasiun Bugis, kita keluar dari Exit B (Victoria Street) kita jalan kaki ke arah kanan, tinggal luruuuus aja sampai ketemu Jl. Kubor.

Kalau turun di Stasiun Lavender, kita pilih Exit yang menuju Victoria Street, jalan ke arah kiri, tinggal luruuus aja sampai ketemu Jl. Kubor. Yapp, cuma kebalikan dari yang di atas. LoL.

Sampai di Hostel kira-kira jam 9.30 pagi, sementara kami baru bisa check-in pukul 2 siang waktu setempat. Untungnya, hostel ini mengijinkan orang-orang yang mau menginap untuk menitipkan barang-barangnya terlebih dahulu, kalau mau kelayapan nunggu jam check-in. Dan waktu kita dibawa ke tempat penumpukan luggage, WE-O-WE! Ada banyak banget barang-barang yang dititipkan di situ. Mulai dari ransel, koper, tas tentengan, kantong plastik berisi oleh-oleh.

Akhirnyaaaa, punggung kami bisa lepas dari beban yang berkilo-kilo di ransel. Kami bisa melenggang kangkung di Victoria Street cuma dengan tas tangan.

Bermodalkan entah berapa banyak macam Map yang kami dapatkan gratisan di bandara, kami mulai melototin satu-per-satu tempat asyik yang kira-kira bisa ditempuh naik kaki. Karena kan tujuannya cuma buat nungguin jam check-in.

Beruntunglah, kami papasan dengan rombongan orang India yang bawa-bawa plastik belanjaan bertuliskan "Mustafa Center". Dengan modal bahasa Inggris yang pas-pasan akhirnya kami diberi tahu caranya menuju Mustafa Center.

Selanjutnya... dua orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Negeri Singa ini, dengan PDnya jalan kaki menuju Mustafa Center. Hasilnya?? NYASAR!!. LoL.

Oiya, kita punya peta di dalam tas!! Akhirnya kita melototin peta lagi. Masih bingung, akhirnya kita nyerah dan milih untuk bertanya pada Ibu-ibu yang orang India juga. Awalnya kita nanya pakai bahasa Inggris, eh Ibunya ngejelasin pakai bahasa Melayu. Ya uda deh, kita pakai bahasa Indonesia :D

Setelah kaki pegel-pegel dan perut kelaparan, akhirnya sampailah kita di Mustafa Center.

Sebenarnya tempat ini hanya supermarket biasa yang memang bangunannya luas gitu. Dari review orang-orang sih, kami dapat saran untuk ga beli apa-apa di sini selain cokelat. Dan benar aja, harga cokelatnya murah meriah. Tapi kalau mau beli buat oleh-oleh, kita harus perhatikan baik-baik ya. Kebanyakan cokelat di sana adalah buatan Indonesia atau Malaysia. Ga lucu kan udah bawain oleh-oleh untuk teman kantor atau keluarga, eh ujung-ujungnya diproduksi di Tangerang - Indonesia? Hehe.. 

Inget yak, di sini beli coklatnya aja. Memang sih harga oleh-oleh lain, seperti keychain, pulpen lucu, pajangan mini-mini, itu memang murah kelihatannya. Tapi percayalahhh.. di tempat lain ada yang lebih murah. Dan temenku si Neko-chan itu saksi dan korbannya... LoL. Ntar deh aku ceritain, itu soalnya edisi hari ke-tiga :D.


Oke lanjuut..

Karena lokasi Mustafa Center ini ada di dalam area Little India, di sekitaran sini banyak banget tempat makan yang ala-ala India gitu. Ada satu tempat makan yang kami rekomendasikan. Selain pelayanannya ramah dan bersahabat, harganya ga terlalu mahal, dan rasanya enak pula. Namanya Usman Restaurant..




Pertama kali makan di sini, aku dan Neko-chan langsung sepakat kalau Teh Tariknya enak bangeeet.

Kita makan siang pakai Cheese Nan (roti yang bunder-bunder), Kari Pakhora dan itu minumannya Iced Tea a.k.a. Teh Tarik.

Dari Hostel menuju Mustafa Center itu, kita jalan kakinya ada kali setengah jam, atau mungkin kalau sama nyasar-nyasarnya bisa hampir sejam. Yang bikin ngenes banget adalah, kan habis makan siang kita sempetin lagi melototin petanya lebih teliti. Itu ternyata DEKET BANGET. Tinggal jalan luruuuuuuus aja dari Mustafa Center bisa ketemu dengan Victoria Street. Tinggal nyebrang, jalan dikit, ketemu hostel. Yaelaaah, ini mah jalan kaki ga nyampe 5 menit juga sampai. LoL.

Pulang ke hostel dengan kaki pegel-pegel dan sambil ngetawain kedodolan kita, akhirnya kita check-in juga. Yaelaaaah..

Kita dapat kamar yang untuk 10 orang. Karena mungkin mereka ngerti kali ya kalau kita temenan, akhirnya dikasih bed yang memang untuk 2 orang. Ga pake lama, aku langsung selonjoran di kasur dan nyenyak dalam hitungan detik. Si Neko-chan mandi.

Bangun-bangun udah jam 5 sore. Habis mandi, kita rencananya mau jalan-jalan gitu di seputaran hostel. Sambil nyari makan malam. Di luar hujan gerimis, untungnya kita memang sudah prepare bawa payung dari Indonesia.

Lagi-lagi bermodalkan Map yang kita bawa, kita yakin banget kalau Singapore Flyer itu dekat dari hostel. Menelusuri Arab Village, kita menemukan banyak banget tempat makan yang kayanya asyik.

Dan satu hal lagi, di Singapore itu, yang namanya 711 itu tokonya kecil-kecil banget. Masuk ke dalam bisa bikin clautrophobic nih..

711 nyempill..



















Padahal di Jakarta 711 gede-gede banget. Di beberapa tempat malah dua lantai. Hihi..karna Singapore sempit kali ya? Jadi harus irit-irit spacenya.

Sore mulai berubah jadi remang-remang...
 
Memang dasar nekat dan ga punya takut, biar hari udah beranjak gelap kita tetap aja lanjut jalan. Sampai harus melewati jembatan yang ga ada orang lewat sama sekali, jalan dari pinggir-pinggir mall, ngelewatin taman yang yang sepi, jalan becek, hahaha..

Tapi ga sia-sia dooonk.. Akhirnya dari kejauhan kita bisa melihat Singapore Flyer tinggi menjulang. Lanjut lagi jalannya, kita semakin dekat...

Combo happy..















Yang bikin lebih excited lagi, ternyata kita udah dekat banget dengan Marina Bay Sands Hotel.. Bangunan iconic yang wajib diajak foto bareng kalo ke Singapore. Yang di bawah ini..


Luckily, Marina Bay itu adalah tempat ngumpulnya bangunan-bangunan keren di satu kawasan :D Mulai dari Helix Bridge, Esplanade yang disebut juga The Durian Building, Merlion, Museum of Science dan Marina Bay Mall yang terhubung langsung dengan Marina Bay Sands Hotel.

Langsung deh kita narsis-narsisan di antara gemerlap lampu-lampu bangunan keren.

Kenaliiiin Neko-chan




Helix Bridge

Dan akhirnya foto berdua..haha


Singapore Flyer
















































 


Durian Sandwich Ice Cream
Puas foto-foto, saatnya menikmati Durian Ice 
cream Sandwich yang dijual oleh seorang uncle-uncle di dekat pintu masuk Helix Bridge. Harganya hanya 1.2 SGD untuk semua varian rasa. Rasanya enak pake banget...









Sumpah, kaki rasanya sudah hampir copot setelah jalan kaki sejauh itu. Aku dan Neko-chan sepakat untuk naik MRT pulang hostel. Jalan kaki sedikit dari tempat kita masuk tadi, kita sampai di Stasiun Ferrer Park.

Kali ini kita pilih turunnya di Lavender Station. Sampai hostel, langsung...teparrrrr....

Sekian cerita di hari ke-dua. Satisfied yet super painful, pegelnya bukan hanya di betis lagi book. Tapi udah naik ke otot-otot paha.. hahaha..

 Rincian pengeluaran:
EZlink Card : 12 SGD
Top Up EZlink: 10 SGD
Breakfast Nasi Lemak: 1.5 SGD
Beli cokelat di Mustafa: 9.9 SGD
Lunch Kari Pakhora + Cheese Nan + Teh Tarik : 3.2 SGD
Ice cream sandwich : 1.2 SGD
Bayar Hostel 2 malam : 42 SGD

Total Pengeluaran Day 2 : 79.8 SGD


That's for now.. see you in the next post.
Love,

Me :)



Yuk bagikan blog ini :