Wednesday, June 11, 2014

We are getting married


It's kinda hard to believe that i finally write a blog regarding this matter. Being in a long-distance relationship since the first day we decided to see each other is not an easy thing to do. Our journey is just like riding a roller-coaster with all it's ups and downs. It's been eight years since the night he held my hands for the first time and asked me to join him in the ride. It was the last night he met me before i had to go to another place across the sea to continue my study. I was just turned 17 back then.

If i could pick one thing which describes him the most, i'd like to choose a diary. He just like a diary for me. He knows my self better than i do. He has been there since i was so young and full of selfishness and what makes me more grateful is the fact that he never gave me up. Not even once.

Knowing that we will be together soon makes me so excited.
I really hope and pray that everything will be just fine until the wedding day. The preparation makes me a bit nervous since the wedding will be in my hometown while i am in another town and he is in another another town. Not be able to take part in the preparation (since we have gave up everything to my parents) really makes me can't stop worrying.

I have heard from so many people that i must not be worrying too much and i have to ease my mind so i won't be stressed. But, i mean, who on earth would not be worry in the time like this?

However, i'm trying to not over-thinking about the wedding, at least when i remember it.

I have read some blogs about wedding preparation and most of it told me to have a positive thinking and to try to be as happiest as i can because a marriage itself is a wonderful thing. A wedding is just a celebration and nothing wrong with putting our best effort to make it memorable, but what the most important above all is the marriage life after the celebration.

Now i find myself more relax. I have promised to myself that no matter how the wedding will run i won't let it disturb my happiness.

There were some questions from my friends about our pre-wedding photos, i'd like to tell you guys we didn't do such things. We have planned to make one, but again, out of the blue i was assigned for another on-site duty. So.. we finally just used our last year photos, put on some filters and tadaaaa.. :))




After write all this down, now i can feel my heart racing again. Please support us in your prayer so we can through this with happy faces :)



Love,


Me:)



Thursday, May 1, 2014

The Children's Story (repost from my facebook)


Aku baru saja menghabiskan makan siangku (kalau kau tak mau menyebutnya makan sore). Terjebak hujan gerimis di warung kecil tanpa teman bicara.

Suara gelak tawa dan canda riuh rendah mengusik telingaku. Membuatku memandang jauh ke tengah lapangan kecil di ujung jalan, menembus tirai-tirai air yang bermain dengan gradasi matahari sore.

Sebuah bola plastik menjadi rebutan mereka, berpindah cepat dari kaki satu ke kaki yg lain.
Pakaian basah kuyup dan kaki tanpa alas yg beradu dengan bebatuan kecil tak mengurangi keceriaan di wajah-wajah mungil itu.

Tiba-tiba sebuah mobil Avanza hitam mendekat, berhenti di depan gerbang rumah bercat putih di pinggir lapangan. Kaca jendela pengemudinya terbuka memperlihatkan wajah tak senang.
"Iqbal!! Masuk Rumah!"

Permainan terhenti sejenak..
"Iya, Yah!", seorang anak laki-laki berkulit paling putih diantara kelimanya menjawab pelan. Kakinya melangkah pasrah menuju rumah.

Empat temannya menatapnya dari jauh, menyayangkan kepergiannya. Tapi kemudian permainan berlanjut tak kalah seru.

Tak lama berselang, kulihat Iqbal memanjat pagar samping rumahnya. Teman-temannya menyoraki memberi semangat.

Kemudian dia berlari mendapatkan mereka, melanjutkan permainannya yg sempat terhenti.

Aku tak dapat menahan senyumku melihat tingkah mereka. Begitu lugu, begitu polos, begitu apa adanya.

Sampai seseorang keluar dari rumah itu membawa kemoceng, melibas Iqbal tepat di betisnya.
Orang yang sama, yang menyuruhnya pulang.

April 16, 2010 at 5:18pm

Monday, April 14, 2014

Singepore Itinerary 3D4N for Newbie Backpacker (Day3)

Holla..

Postingan ini berjarak lumayan lama dari postingan sebelumnya, semoga kalian masih ingat ya. Anyway, kalau belum tau cerita sebelumnya, bisa lihat di Day 1 dan Day 2.

Okay, sekarang kita masuk ke hari ketiga..

Karena kita memang sudah planning akan ke tempat-tempat yang jaraknya berjauhan, aku dan ra-chan sudah sepakat akan bangun pagi. Pagi itu rencananya kita sudah harus capcuss dari hostel jam 9 pagi. Untuk orang-orang yang nginapnya di hostel, bangun pagi itu adalah pilihan yang bagus banget. Keuntungan pertama, kita ga perlu ngantri mandi. Tau sendiri kan, kalau hostel itu kamar mandinya dipakai bersama.  Nah untuk menghindari antrian, aku pilih mandinya jam 7 pagi. Keuntungan kedua, kamar mandi dan closet di hostel itu dibersihkannya pagi hari sebelum para pengunjungnya bangun. Dengan bangun pagi, kita bisa jadi orang pertama yang pakai kamar mandi atau closet, yang pasti jauh lebih bersih dan wangi dari pada kalau sudah banyak orang yang pakai sebelumnya.

Selesai mandi, waktunya sarapaaan.. Oiya, hostel tempat kita menginap ini menyediakan free breakfast berupa roti tawar dan berbagai macam selai, teh, kopi dan gula. Ada toaster juga kalau kita mau rotinya dipanggang. Semuanya self service, jadi kita harus sabar mengantri dengan penghuni yang lain. Peralatan makan dan minum juga disediakan secara gratis, lagi-lagi karena self service, kita diminta untuk mencuci sendiri semua peralatan yang sudah selesai kita pakai. Hostel ini juga menyediakan kulkas yang bisa kita pakai secara gratis. Karena dipakainya bersama, kita perlu kasih label pada makanan atau minuman yang kita simpan di kulkas biar ga tertukar dengan punya orang lain.

Ngomong-ngomong tentang sarapan, salah satu tips jitu untuk lowcost backpacking adalah.. MIE INSTANT.. Jadi, kalau kalian masih punya spare space di dalam backpack, dari pada cuma diisi sama udara, isilah dengan mie instant sebanyak-banyaknya. Karena kita ga pernah tau apa yang akan terjadi.. LoL

Masih ingat kan sama Tumbler? Ini adalah salah satu barang yang WAJIB dibawa kalau kita backpacker-an ke Singapore atau negara-negara lain yang punya fasilitas air keran siap minum. Apalagi di Singapore..dimana air mineral botolan jauh lebih mahal dari pada minuman bersoda botolan. Ini helpfull banget untuk memangkas budget para backpacker.

Setelah sarapan dan isi tumbler di hostel, kita siap berangkat. Yeaaah..
First stop hari ini adalah Orchard Road. Masih sepagi itu tapi Orchard Road udah crowded banget sama pengunjung.

Lautan pengunjung di depan Lucky Plaza



Rasanya ga klop kalau ke Orchard tapi ga nyobain es krim-nya si Uncle 1 Dollar. Awalnya kita ga tau tempat jualannya di sebelah mana. Tapi mungkin saking terkenalnya si Uncle 1 Dollar ini, kita tinggal tanya aja ke petugas parkir atau security atau sama marketing-marketing yang keliaran bagi-bagiin flyer. Mereka dengan senang hati akan kasih tau tempatnya.

Si Uncle 1 Dollar
Ternyata dekorasi gerobak dan menu yang dijual sama si Uncle ini sama aja dengan yang kita jumpai di Marina Bay. Yang beda cuma harganya aja. Kalau di Marina Bay 1.2 SGD, di Orchard hanya 1 SGD. Kok bisa beda gitu ya?
Ice Cream 1 Dollar
Karena memang ga ngerencanain buat shopping di Orchard (gila boook, harganya..), alhasil kita cuma muter-muter dan foto-foto.

Dari Orchard kita melanjutkan perjalanan ke.. GARDENS BY THE BAY
Tempat ini menurutku salah satu tempat yang fantastis untuk dikunjungi. Kalau ada dana lebih, ga ada salahnya nyobain masuk ke Taman Indoor ini. Aku dan Neko-chan sendiri memilih untuk ga masuk. Alasannya karena tiket yang lumayan mahal, kalau ga salah dirupiahin bisa 200ribuan. Karena tiketnya lumayan mahal kan sayang banget kalau kita ga kelilingi semua sudut tamannya, sementara saking besarnya tamannya mungkin butuh setengah harian untuk bisa selesai dijalani. Hal ini bentrok dengan schedule kita yang memang disusun padat merayap. Dengan waktu yang sesingkat mungkin kita harus bisa jalani tempat sebanyak mungkin dengan dana yang seminim mungkin. Huahaha..Hidup Backpacker!!

Anyway, untuk membayar sedikit rasa penasaran, aku dan ra-chan berniat untuk naik ke OCBC Sky Way. Ini adalah jembatan dengan ketinggian kira-kira 50 meter yang menghubungkan antar pohon raksasa buatan yang dibangun dari baja. Secara yang sedang backpacker adalah Civil Engineer, kita bolak-balik takjub bin kagum plus penasaran "Gimana ya, cara bangunnya?".

Under the OCBC Sky Way
Sudah capek-capek antri mau beli karcis masuk, eh, si petugasnya ngasih kabar ga enak. Dikarenakan cuaca mendung, menurut mereka sangat riskan untuk naik ke atas OCBC Sky Walk. Ada kemungkinan hujan deras dan angin kencang. Selain menunda sementara penjualan karcis masuk, mereka juga akan segera mengevakuasi pengunjung yang sudah terlanjur berada di atas. Huuft... langsung ga semangat deh kita. Padahal udah niat banget untuk foto-foto di sky way-nya.

Jadilah kita cuma bisa muterin tiap sudut taman.


Ra-chan with Supertree Grove
Berdua Ra-chan
Kalau penasaran dengan foto-foto lain selama di Sing kemarin, feel free untuk intip-intip di sini.

Puas muterin Gardens by the Bay, kita meluncur ke next stop.. SENTOSA ISLAND.

Sentosa Island ini adalah pulau buatan yang sengaja dibangun untuk beragam tempat rekreasi. Salah satunya adalah Universal Studio Singapore.

Untuk menuju Sentosa Island kita harus naik MRT dulu ke HarbourFront Station. Station ini terintegrasi dengan Vivo City, salah satu mall yang lumayan padat pengunjungnya. Karena sudah waktunya makan siang, sebelum masuk Vivo City, kita kulineran dulu di salah satu pusat kuliner murah meriah namanya Seah Im Food Hall. Tempat ini gampang banget dicari. Kalau kita keluar MRT ke arah Vivo City nanti akan ketemu dengan petunjuk arah menuju food court ini. Perhatikan aja semua petunjuk arah yang kita lewati sepanjang lorong menuju exit Vivo City.

Seah Im Food Court
Aku tipe orang yang bisa makan apa saja. Tapi ga begitu dengan Ra-chan, dia ga bisa makan Chinese food sebebas aku. Thanks God, food court ini mayoritas isinya masakan India/Melayu yang kami berdua bisa nikmati.

Ini nama food stall tempat kami makan kemarin..

Rezki Allah Food Stall
Baru pertama kali makan di tempat ini dan kami langsung setuju kalau ini adalah salah satu tempat makan yang paling reccomended selama di Singapore. Pelayanannya ramah, harganya murah, porsinya banyak dan rasanya enak. Untuk ukuran backpacker, ini namanya JACKPOT :)))

Ini menu lunch kita hari itu..

Lunch time
Yupp, a super big portion of nasi briyani and 2 cups of Teh Tarik.
Ini porsinya ga main-main, aku dan ra-chan sengaja hanya pesan 1 porsi nasi. Benar-benar bikin kenyang. Itu ayamnya gedhe banget sampai at the end kita ogah-ogahan buat ngabisin.

Power recharged, mari lanjutkan perjalanan..
Kita kembali ke Vivo City, menuju L3 karena station MRT menuju Sentosa Island adanya di sana.

Tapi sebelum masuk ke stationnya, kita sempat main-main dulu di roof top nya Vivo City. Ternyata tempatnya asyik juga.

Vivo's Roof Top 1

Vivo's Roof Top 2

Vivo's Roof Top 3
Vivo's Roof Top 4

Dua foto terakhir itu adalah foto kolam buatan yang dibuat mirip dengan pantai. Ada ombak buatan dan pasir pantainya. Tapi ini for kiddos only yaw.. kalian jangan coba-coba sun-bathing di sini pakai bikini. LoL. Kelihatannya sih ini kolamnya gratis untuk dipakai, soalnya kemarin pas clingak-clinguk ga kelihatan ada tempat buat bayar karcis sih. Reccomended buat traveller yang bawa kiddos.

Finally, here we are...
Waiting for our ride to the wonderful island..

Sentosa Station

Our Ride is coming
Di Sentosa sendiri ada beragam tempat wisata. Station-nya juga ada beberapa. Kalau kita mau ke USS tinggal tunggu aja aba-aba dari kondektur keretanya. Atau kalau mau make sure bisa tanya aja ke orang-orang di sebelah kita. Mostly orang-orang yang ke Sentosa kebanyakan tujuannya ke USS kok, so..jangan takut bertanya.

Ada dua macam wisatawan yang datang ke USS. Yang masuk ke dalam dan yang tidak masuk ke dalam. Iya, artinya yang beli karcis dan masuk ke dalam arena wahana permainan, dan yang ga beli karcis tapi hanya foto-foto di luaran.

Aku sendiri karena memang ga terlalu suka main di amusement park, memang ga berencana beli karcis masuk. Selain harganya memang lumayan mahal ya, kalau dirupiahin bisa 700 ribu lebih. Menurutku uang segini bisa buat beli oleh-oleh segambreng. Anyway, kalau kalian berencana main di dalam USS-nya, saranku sih siapin 1 hari-an waktunya. Ya karena mahal itu tadi, rasanya sayang kalau hanya sebentar aja. Apa lagi kalau pas musim liburan, ngantrinya bisa sejam atau lebih tiap wahana.

USS's Operating Hours

Ga klop rasanya datang ke Sontosa tapi ga foto dengan si Globe raksasa. So, ini dia hasil jepretan kita...

USS
Jelly belly
Fountain

We had so much fun at the USS.. kaki juga udah mulai pegel-pegel..

Tapi perjalanan belum berakhir sampai di sini. Kita masih punya destinasi selanjutnya.. Here we go SINGAPORE BOTANIC GARDEN.

Satu hal tentang short time backpacker adalah kita harus bisa manage rute sebaik mungkin supaya ga bolak-balik, which is juga akan sangat menghemat biaya dan waktu. Aku dan ra-chan sebelumnya sudah melototin MRT Map dulu sebelum akhirnya memutuskan rute perjalanan kita.

Awalnya kita malah ga punya rencana untuk main ke taman yang satu ini. Persis di perjalanan pulang dari Sentosa, kita baru tau kalau line yang kita naiki akan melewati tempat ini. Dasar memang backpacker ga mau rugi, tanpa banyak mikir kita putuskan untuk lanjut jalan ke sini.

Ternyata masuknya gratis. Karena hari sudah mulai beranjak sore, kita bisa temui banyak orang-orang yang jogging. Tamannya sendiri luas banget, ga terlalu istimewa juga kalau menurut kita-kita yang dari Indonesia. Menurutku Kebun Raya Bogor masih lebih bagus, koleksi tanaman dan pohonnya pasti masih jauh lebih komplit. Dan yang pasti jauh lebih sejuk. Aku ga bisa bilang aku recommend tempat ini sih, tapi kalau pas kebetulan lewat dan masih ada waktu luang menurutku ga ada salahnya juga buat mampir. Toh, gratis kan.. Hidup Gratiss!!

Here are some shots..

A short refreshing afternoon walk

Mobile chair-nya oke juga nih Si Kakek
Yang lagi Pre-Wed
Ini yang paling random -___- 


Karena memang ga ada yang terlalu istimewa di taman ini, kita memutuskan untuk putar balik ke tempat lain ga pakai lama. Capek? Iya, pakai banget, rasanya sendi-sendi kaki udah mulai linu. Pulang? Oh, belum.. kita masih belum menyerah.

Yeaah.. Let's go CHINATOWN...

Chinatown sendiri adalah semacam pasar tradisional di Singapore. Tapi kebanyakan yang dijual di sini adalah oleh-oleh seperti baju, tas, pernak-pernik, parfum, durian, dan juga ada pusat kuliner untuk chinese food..

Ramenya bener-bener bikin kepala pusing. Seumur-umur aku belum pernah mengalami yang namanya stuck diantara kerumunan orang, ga bisa bergerak sama sekali. Itu saking pasar ini ramai banget, orang-orang bergerak dari segala arah dan berhenti ditengah-tengah. Walah.. langsung deh kita menghindar dari jalan utama, masuk ke gang kecil yang lebih sepi.

Ra-chan at Chinatown
Di tempat ini kita beli beberapa oleh-oleh. Gantungan kunci, pernak-pernik dan tas, yang nantinya akan kita sesali. Huaaa.. iya menyesal. Keep on reading, you will find the reason.

Dari Chinatown kita langsung balik ke hostel lagi. Kali ini kaki-kaki udah ga bisa diajak kompromi. Aku bahkan sampai kram, jadi jalannya harus extra hati-hati. Sampai di hostel jam 5 sore lebih sedikit. Kita langsung mandi dan tepar tidur.

Jam 8 malam terbangun karena kelaparan, akhirnya kita keluar lagi cari makanan. Karena hostelnya dekat dengan BUGIS STREET, kita memutuskan untuk jalan kaki santai ke sini. Sebenarnya kita sudah tau Bugis Street sejak hari pertama masuk hostel. Lokasinya persis di depan Bugis Junction. Nah karena dekat banget itulah, kita pikir nanti-nanti aja deh.. Dan ini adalah kesalahan.

Ternyata harga oleh-oleh di Bugis Street masih lebih murah dari pada tempat-tempat lain. Aku sebelumnya beli tas di Chinatown 3 for 10 Dollars, ternyata di tempat ini bisa dapat 4 for 10 Dollars. Ra-chan beli pajanganm di Mustafa yang harganya kalau di tempat ini bisa dapet dua. Beli baju kaos yang ada embel-embel singapore-nya juga lebih murah di sini dibanding Chinatown. Huaaaa, rasanya mau nangis aja deh.

SARAN buat kalian yang akan jalan-jalan ke Singapore, beli olah-oleh di Bugis Street aja. Tapi kalau beli cokelat sih, tetap di Mustafa Centre.

At Bugis Street after shop
Dari Bugis Street menuju hostel kita naik Bus. Selain karena kaki super capek, kondisi jalanan yang sepi bikin kita sedikit khawatir. Jalan berdua doank malam-malam, jalannya remang-remang karena banyak pepohonan rimbun, dari pada kenapa-kenapa, kita pilih naik Bus aja.

Fyuuuh.. akhirnya kita bisa istirahat.


Rincian Pengeluaran hari ke-3:
Ice cream 1 $ @ Orchard Rd = 1 SGD
Lunch @ Seah Im Food Hall:
Briyani Chicken Rice (1 porsi berdua) = 2.5 SGD
Teh Tarik = 0.9 SGD
Shopping @ Chinatown:
Key Chain = 4 SGD
Bags = 10 SGD
Shopping at Bugis Street:
T-shirt = 5 SGD
Bags = 7.5 SGD

Total pengeluaran hari ini: 30.9 SGD

That's all for Day 3.. Will be back soon for the last day.

Love,

Me :)





Saturday, April 12, 2014

It's raining...

Over all the seasons we have, i like rainy season the most. Since i was in the young age i feel so excited watching the water pouring down outside the window. I could stared at it until the rain stop, whilst listening to the thunder sounds. I also loved to watch the trees swinging when the rain came with the wind. I remember at that time we lived in the house right beside a church. As the common church in a village, it has a very large yard covered with green grass and some of coconut trees. I could not stop staring at the coconut trees swinging when the wind's coming. The coconut trees have grown so high and it was really scary back then when the wind came and it's swinging like it might fall. My father told me that the coconut tree is one of the strongest trees in the world, even if there's a very strong wind it would not collapse easily. Even so, i would keep looking out side to make sure the trees were still standing.

I was not a calm young kid back then. I like a bouncing ball who's always playing around, causing other kids cried a lot. I used to make my mom worried about me. Though i was a very active kid, i would immediately calm down when it's raining. It just like when you're focus on playing with your toys and then someone's coming with a more interesting toy than yours. Usually kids would leave the toys they played on and come to the new interesting one. That's what exactly would happen to me when i heard the rain's falling.

May be it's not too special to talk about, yet i want to write it here. Please bear with me.. ^^

Aaah, rain is just beautiful. I love the sound they made when they're bouncing on the roof. I love the smell they made when they're falling on the grass.

It is like a stress reliever to me. Watching over the pouring rain while sipping my tea and feel that all the negative things  fading away is such an awesomely refresh.

It's really gloomy outside right now. The rain has just stopped but i'm pretty sure it will back again soon. I think i need more tea, gotta back to the kitchen after this. And because the weather is quite cold i think i need to put on my sweater and shocks.

That's all for today, see you in another spare time..

Love,

Me :)




Sunday, March 2, 2014

Singapore Itinerary 3D4N for Newbie Backpacker (Day 2)

Here we go again..

Kali ini aku mau cerita semua tentang hari ke-dua di Singapore kemarin. Buat yang masih belum baca tentang cerita hari pertama, bisa dilihat di sini.

Kemarin ceritanya sampai di...
Nahh, setelah berhasil bobo-bobo ayam (ngertilah ya maksudnya) satu atau dua jam, akhirnya kami terbangun karena Changi sudah mulai berisik. Para CS sudah mondar-mandir mau bersih-bersih dan penumpang-penumpang first flight juga hilir mudik sambil dorong-dorong trolly.

Mungkin karena terlalu excited dan ga sabaran, kami lebih memilih untuk siap-siap, cuci muka, ganti baju, de es be, dari pada menuruti mata yang masih ngantuk. Beberapa orang, entah memang mereka penumpang transit atau hanya backpacker ngirit seperti kami, masih terlihat selonjoran tidur nyenyak di bangku-bangku sejauh mata memandang.

Sambil ngecharge hanphone dan powerbank, kami gantian masuk kamar mandi. Kamar mandinya, seperti yang bisa ditebak, bersih..sih..sih. Wangi lagi. Di dekat pintu kamar mandi ada layar yang fungsinya buat menilai kepuasan pelanggan gitu. Kita diminta ngasih rate untuk service yang sudah disediakan oleh pihak bandara. Tanpa pikir panjang, telunjuk pun langsung memencet tombol "Excelent".

Ga usah di Changi, di bandara-bandara Indonesiapun yang namanya harga makanan pasti mahal-mahal. Demi status backpacker yang kami sandang (hahaha), sebelum berangkat kami sudah bikin rule bahwa ga akan makan atau minum apapun yang harganya di atas 5 SGD. And we stick to it.

Berbekal Free Internet yang bertebaran di Changi, akhirnya aku dan Neko-chan berhasil menemukan tempat makan murah meriah. Seperti oase di padang gurun, ketika kita melihat tulisan "Staff Canteen".

Seperti namanya, kantin ini memang diperuntukkan untuk para staff bandara. Tapi begitu kita masuk ke dalam, ada buanyak orang yang makan di sini sambil bawa backpack atau sambil seret-seret travel bag. Harganya?? Bikin nyengiiiiiir :D

Kaya gini nih tempatnya...

Canteen Staff
Biarpun namanya Canteen Staff dan letaknya di lantai basement bandara, ini tuh ga kalah dengan foodcourt yg ada di mal-mal Indonesia. Tempatnya bersih, nyaman, dan yang pasti bebas dari asap rokok.

Buat menemukan tempat ini memang gampang-gampang susah. Kemarin itu kami ke Canteen Staff yang ada di Terminal 1. Kita harus cari Burger King dulu, kemudian cari pintu keluar yang dekat dengan tempat refill air minum. Setelah keluar pintu kita belok kiri, di pojokan ada tangga ke bawah, nah itu menuju Canteen Staff.

Ada dua macam harga yang berlaku di sini, Staff Price dan Public Price. Kita akan dikenakan Public Price. Tapi jangan kuatir dulu, beda harga antara Staff dan Public hanya sekitar 3-4 sen aja yang kalo dirupiahin tinggal dikalikan seribu.

Karena waktu kita kesini itu masih terlalu pagi kali ya, sekitar jam 6.30 waktu Singapur, jadi yang jualan masih sedikit. Akhirnya kita cuma bisa pesan ini nih, nasi lemak 2 porsi plus black coffee buat Neko-chan.

Breakfast















Selesai sarapan, kita langsung  balik lagi ke Terminal 2. Karena Stasiun MRT adanya hanya di Terminal 2. Seperti yang udah pernah dicritain, antar terminal dihubungkan sama sky train.

Sky train is comiiiing..... macho banget ga sih tampilannya :D

Sky Train



Inside the train


Sekarang kita mau bahas tentang transportasi selama di Sing...

Kemarin sempat bingung mau pakai kartu yang mana. Kebanyakan temanku sih nyaranin untuk pakai EZlink. Harga kartunya 12 SGD sudah termasuk isi 7 SGD. EZ link ini bisa di top up, minimal value kalau mau top up itu 10 SGD. Dengan kartu ini kita sudah bisa naik semua moda tranportasi yang masuk dalam jaringan MRT di Singapore seperti kereta bawah tanah dan bus.Untungnya lagi, kartu EZlink ini validity-nya sampai 5 tahun. Jadi kalau kita ke Singapore lagi, kita bisa pakai lagi kartunya, kalau isinya habis, ya tinggal top up. Kalau pas mau balik ke Indonesia ternyata isi kartunya masih banya, bisa kita refund. Misalnya nih, masih sisa 7 SGD. Kita tinggal ke loket MRT yang di bandara dan minta refund. Nanti 7 SGD-nya dikembalikan ke kita dalam bentuk uang. Tapi nih yaaa, kalau direfund, kartunya otomatis mati, ga bisa dipakai lagi. Jadi kalau besok-besok kita ke Singapore lagi, kita harus beli kartu lagi, yang artinya.. kita kena biaya kartu lagi sebesar 5 SGD (kalau harganya belum naik).

Ngantri beli kartu
Waktu lagi antri kaya gini nih, (ini di depan loket penjualan kartu MRTL di Changi), aku sempat nanya turis asal Indonesia juga, tapi dia nyaraninnya pakai Tourist Pass. Tourist Pass ini systemnya all you can go. Jadi ada harga paketnya untuk 3 hari, 5 hari, 10 hari, yang artinya biaya perjalanan kita adalah seharga paket itu, mau jalan dekat ataupun jalan jauh. Kalau ga salah ingat, untuk 3 hari itu harganya 30 SGD. Sebenarnya cukup murah juga untuk orang-orang yang punya niatan muterin Singapore dari ujung ke ujung.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku dan Neko-chan pilih EZlink. Aku dink yang milih, karena Neko-chan sudah bawa kartunya dari Indonesia, dipinjemin temennya. Iiiisssh..

Okay now.. EZlink sudah di tangan, sekarang masalahnya mau beli kartu telepon. Sempat survey di 711 di bandara, harga semua kartu perdana lokal muahal banget (ya iyalah di bandaraaa). Sebenarnya ada provider Indonesia yang nawarin free roaming selama 3 hari pertama untuk beberapa negara ASEAN. Tapi kita harus pakai kartunya minimal sebulan di Indonesai sebelum di bawa ke Luar Negeri.

Demi menikmati jalan-jalan, aku pikir kayanya bagus juga untuk ga aktifin telepon selama di Singapore. Toh, di bandara Wifi-nya kuenceng, dan hostel tempak kami menginap juga nyediain Wifi. Jadi, biar telepon ga aktif, tetap bisa eksis pakai Wifi. :)))

Okkie dokkie... now we're ready to start exploring.....yippieeee

Kaki kaki















Dari bandara, kami melakukan perjalanan pertama menuju ABC Hostel. Hostel ini dikhususkan untuk para pelaku backpacker. Dengan system shared dormitory, yang artinya, di dalam satu kamar kita harus berbagi space dengan 10 sampai 20 orang, cewek - cowok digabung. Memang ada beberapa kamar khusus untuk cewek, ukuran kamarnya kecil, hanya 4 beds, kita bisa request pas check-in, tapi dengar-dengar harganya sedikit lebih mahal dari yang mixed dorm. Dan karena kapasitasnya hanya sedikit, kemungkinan untuk dapet bednya juga kecil. Kalau mau intip sendiri, bisa klik di sini.

Sempat ragu juga sih waktu awal-awal mau pesan di sini. Aku sampai browsing review orang-orang tentang hostelnya, khususnya dari sudut pandang perempuan. Untungnya sih reviewnya bagus-bagus, nyaman, bersih, de es be. Jadi deh kita book.

ABC Hostel terletak di beberapa lokasi di Singapore, dan karena jalur jalan-jalan kita kebanyakan di seputaran Marina Bay, Little India, Chinatown, dan sekitarnya, kita pilih yang berlokasi di Jl. Kubor. Jl. Kubor ini dekat dengan Bugis Street. Kalau naik MRT Line dari Changi, kita harus transit di Tanah Merah Station dulu (MRTLine yang dari Changi hanya sampai di Tanah Merah. Semua penumpang harus turun di stasiun ini dan pindah line sesuai tujuan masing-masing). Di tanah merah kita lanjut dengan line warna hijau tujuan Joon Koon, lalu kita bisa pilih turun di Stasiun Bugis atau Stasiun Lavender. Kemarin waktu mau ke Hostel dari bandara, kami turun di Stasiun Bugis. Belakangan kami tahu ternyata bisa lebih dekat kalau kami turun di Stasiun Lavender. Kalau mau lebih detail tentang jalur MRTL di Singapore bisa lihat di sini. Mapnya simple banget kok. Oiya, jangan lupa ambil map Singapore yang tersedia gratis di Changi, ada banyak kok di dekat pintu keluar.

Anyway, kalau kita turun di Stasiun Bugis, kita bisa sekalian mengunjungi Bugis Junction, sebuah pusat perbelanjaan yang terkoneksi langsung dengan Stasiun Bugis. Oiya, hampir semua statiun MRT di Singapore terintegrasi dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran. Mungkin karena inilah jumlah kendaraan pribadi di sana jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dan turisnya.

Here we are.. in Bugis Junction...

Bugis Junction
Turun di Stasiun Bugis, kita keluar dari Exit B (Victoria Street) kita jalan kaki ke arah kanan, tinggal luruuuus aja sampai ketemu Jl. Kubor.

Kalau turun di Stasiun Lavender, kita pilih Exit yang menuju Victoria Street, jalan ke arah kiri, tinggal luruuus aja sampai ketemu Jl. Kubor. Yapp, cuma kebalikan dari yang di atas. LoL.

Sampai di Hostel kira-kira jam 9.30 pagi, sementara kami baru bisa check-in pukul 2 siang waktu setempat. Untungnya, hostel ini mengijinkan orang-orang yang mau menginap untuk menitipkan barang-barangnya terlebih dahulu, kalau mau kelayapan nunggu jam check-in. Dan waktu kita dibawa ke tempat penumpukan luggage, WE-O-WE! Ada banyak banget barang-barang yang dititipkan di situ. Mulai dari ransel, koper, tas tentengan, kantong plastik berisi oleh-oleh.

Akhirnyaaaa, punggung kami bisa lepas dari beban yang berkilo-kilo di ransel. Kami bisa melenggang kangkung di Victoria Street cuma dengan tas tangan.

Bermodalkan entah berapa banyak macam Map yang kami dapatkan gratisan di bandara, kami mulai melototin satu-per-satu tempat asyik yang kira-kira bisa ditempuh naik kaki. Karena kan tujuannya cuma buat nungguin jam check-in.

Beruntunglah, kami papasan dengan rombongan orang India yang bawa-bawa plastik belanjaan bertuliskan "Mustafa Center". Dengan modal bahasa Inggris yang pas-pasan akhirnya kami diberi tahu caranya menuju Mustafa Center.

Selanjutnya... dua orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Negeri Singa ini, dengan PDnya jalan kaki menuju Mustafa Center. Hasilnya?? NYASAR!!. LoL.

Oiya, kita punya peta di dalam tas!! Akhirnya kita melototin peta lagi. Masih bingung, akhirnya kita nyerah dan milih untuk bertanya pada Ibu-ibu yang orang India juga. Awalnya kita nanya pakai bahasa Inggris, eh Ibunya ngejelasin pakai bahasa Melayu. Ya uda deh, kita pakai bahasa Indonesia :D

Setelah kaki pegel-pegel dan perut kelaparan, akhirnya sampailah kita di Mustafa Center.

Sebenarnya tempat ini hanya supermarket biasa yang memang bangunannya luas gitu. Dari review orang-orang sih, kami dapat saran untuk ga beli apa-apa di sini selain cokelat. Dan benar aja, harga cokelatnya murah meriah. Tapi kalau mau beli buat oleh-oleh, kita harus perhatikan baik-baik ya. Kebanyakan cokelat di sana adalah buatan Indonesia atau Malaysia. Ga lucu kan udah bawain oleh-oleh untuk teman kantor atau keluarga, eh ujung-ujungnya diproduksi di Tangerang - Indonesia? Hehe.. 

Inget yak, di sini beli coklatnya aja. Memang sih harga oleh-oleh lain, seperti keychain, pulpen lucu, pajangan mini-mini, itu memang murah kelihatannya. Tapi percayalahhh.. di tempat lain ada yang lebih murah. Dan temenku si Neko-chan itu saksi dan korbannya... LoL. Ntar deh aku ceritain, itu soalnya edisi hari ke-tiga :D.


Oke lanjuut..

Karena lokasi Mustafa Center ini ada di dalam area Little India, di sekitaran sini banyak banget tempat makan yang ala-ala India gitu. Ada satu tempat makan yang kami rekomendasikan. Selain pelayanannya ramah dan bersahabat, harganya ga terlalu mahal, dan rasanya enak pula. Namanya Usman Restaurant..




Pertama kali makan di sini, aku dan Neko-chan langsung sepakat kalau Teh Tariknya enak bangeeet.

Kita makan siang pakai Cheese Nan (roti yang bunder-bunder), Kari Pakhora dan itu minumannya Iced Tea a.k.a. Teh Tarik.

Dari Hostel menuju Mustafa Center itu, kita jalan kakinya ada kali setengah jam, atau mungkin kalau sama nyasar-nyasarnya bisa hampir sejam. Yang bikin ngenes banget adalah, kan habis makan siang kita sempetin lagi melototin petanya lebih teliti. Itu ternyata DEKET BANGET. Tinggal jalan luruuuuuuus aja dari Mustafa Center bisa ketemu dengan Victoria Street. Tinggal nyebrang, jalan dikit, ketemu hostel. Yaelaaah, ini mah jalan kaki ga nyampe 5 menit juga sampai. LoL.

Pulang ke hostel dengan kaki pegel-pegel dan sambil ngetawain kedodolan kita, akhirnya kita check-in juga. Yaelaaaah..

Kita dapat kamar yang untuk 10 orang. Karena mungkin mereka ngerti kali ya kalau kita temenan, akhirnya dikasih bed yang memang untuk 2 orang. Ga pake lama, aku langsung selonjoran di kasur dan nyenyak dalam hitungan detik. Si Neko-chan mandi.

Bangun-bangun udah jam 5 sore. Habis mandi, kita rencananya mau jalan-jalan gitu di seputaran hostel. Sambil nyari makan malam. Di luar hujan gerimis, untungnya kita memang sudah prepare bawa payung dari Indonesia.

Lagi-lagi bermodalkan Map yang kita bawa, kita yakin banget kalau Singapore Flyer itu dekat dari hostel. Menelusuri Arab Village, kita menemukan banyak banget tempat makan yang kayanya asyik.

Dan satu hal lagi, di Singapore itu, yang namanya 711 itu tokonya kecil-kecil banget. Masuk ke dalam bisa bikin clautrophobic nih..

711 nyempill..



















Padahal di Jakarta 711 gede-gede banget. Di beberapa tempat malah dua lantai. Hihi..karna Singapore sempit kali ya? Jadi harus irit-irit spacenya.

Sore mulai berubah jadi remang-remang...
 
Memang dasar nekat dan ga punya takut, biar hari udah beranjak gelap kita tetap aja lanjut jalan. Sampai harus melewati jembatan yang ga ada orang lewat sama sekali, jalan dari pinggir-pinggir mall, ngelewatin taman yang yang sepi, jalan becek, hahaha..

Tapi ga sia-sia dooonk.. Akhirnya dari kejauhan kita bisa melihat Singapore Flyer tinggi menjulang. Lanjut lagi jalannya, kita semakin dekat...

Combo happy..















Yang bikin lebih excited lagi, ternyata kita udah dekat banget dengan Marina Bay Sands Hotel.. Bangunan iconic yang wajib diajak foto bareng kalo ke Singapore. Yang di bawah ini..


Luckily, Marina Bay itu adalah tempat ngumpulnya bangunan-bangunan keren di satu kawasan :D Mulai dari Helix Bridge, Esplanade yang disebut juga The Durian Building, Merlion, Museum of Science dan Marina Bay Mall yang terhubung langsung dengan Marina Bay Sands Hotel.

Langsung deh kita narsis-narsisan di antara gemerlap lampu-lampu bangunan keren.

Kenaliiiin Neko-chan




Helix Bridge

Dan akhirnya foto berdua..haha


Singapore Flyer
















































 


Durian Sandwich Ice Cream
Puas foto-foto, saatnya menikmati Durian Ice 
cream Sandwich yang dijual oleh seorang uncle-uncle di dekat pintu masuk Helix Bridge. Harganya hanya 1.2 SGD untuk semua varian rasa. Rasanya enak pake banget...









Sumpah, kaki rasanya sudah hampir copot setelah jalan kaki sejauh itu. Aku dan Neko-chan sepakat untuk naik MRT pulang hostel. Jalan kaki sedikit dari tempat kita masuk tadi, kita sampai di Stasiun Ferrer Park.

Kali ini kita pilih turunnya di Lavender Station. Sampai hostel, langsung...teparrrrr....

Sekian cerita di hari ke-dua. Satisfied yet super painful, pegelnya bukan hanya di betis lagi book. Tapi udah naik ke otot-otot paha.. hahaha..

 Rincian pengeluaran:
EZlink Card : 12 SGD
Top Up EZlink: 10 SGD
Breakfast Nasi Lemak: 1.5 SGD
Beli cokelat di Mustafa: 9.9 SGD
Lunch Kari Pakhora + Cheese Nan + Teh Tarik : 3.2 SGD
Ice cream sandwich : 1.2 SGD
Bayar Hostel 2 malam : 42 SGD

Total Pengeluaran Day 2 : 79.8 SGD


That's for now.. see you in the next post.
Love,

Me :)



Tuesday, January 28, 2014

Singapore Itinerary 3D4N for Newbie Backpacker (Day 1)

Kali ini aku mau share cerita perjalanan backpacking ke Singapore beberapa minggu lalu, 10012014 - 13012014.

Ceritanya, untuk perjalanan kali ini, aku berkolaborasi dengan seorang teman, Neko-chan, yang tinggalnya di Denpasar-Bali. Untuk menghemat cost, kita cari penerbangan yang direct ke Changi dan jam arrival-nya ga beda jauh. Aku dapat promo Jetstar, Jakarta-Sing-Jakarta dengan harga Rp. 700ribu sedangkan si Neko-chan dapat promo Tiger untuk Denpasar-Sing-Denpasar, harga tiketnya kalau gak salah Rp.1,5juta-an.

Jumat sore langsung capcus tenggo dari kantor untuk kejar flight jam 8.35. Sempat takut ketinggalan pesawat karena dari siang Jakarta hujan terus dan macet di mana-mana. Untungnya aku bisa sampai di airport setengah jam sebelum batas cek-in habis. Karena kelaperan dan belum makan dari siang, nyempetin jajan dulu sebelum boarding. Lumayan, Cinnamon Roll-nya Starbucks bisa banget ngganjal perut.



Ga lama menunggu, pesawatnya ready dan aku boarding. Ga lupa sebelum matiin hp, mobile network-nya diset off supaya  ga kena roaming di Sing. Tapi kemarin aku lupa non aktifkan paket langganan bbm harian, jadinya pas balik ke Jakarta pulsaku tetap kepotong untuk paket bbm 4 hari padahal ga dipakai sama sekali. Fyuuh...

Satu setengah jam penerbangan akhirnya untuk pertama-kalinya kakiku mendarat di Singapura.

Jadwal kedatangan pesawat Neko-chan masih setengah jam lagi, aku masih sempat sightseeing seputaran Terminal 1 sambil nyari-nyari sky train yang menuju Terminal 2 karena si Neko-chan landingnya di Terminal 2.

Ternyata Changi benar seperti yang diceritakan orang-orang. Fasilitasnya super lengkap. Banyak keran air untuk minum, free internet di banyak lokasi, koneksi WiFi yang super cepat dan ga pake ribet untuk konek ke hp kita. Dan staff bandaranya helpfull banget kalau kita nanya sesuatu. Selain itu di dalamnya ada banyak toko untuk barang-barang branded, mulai dari liquor, barang-barang fashion, toko mainan anak, toko gadget, hampir sama dengan mall yang besaaaaaar banget. Gerai-gerai makanan juga melimpah ruah. Mungkin untuk muterin setiap sudut mulai dari Terminal 1 sampai Terminal 3 kita butuh waktu seharian sendiri.

Ga lama kemudian aku sampai di Sky Train yang menghubungkan Terminal 1 dan Terminal 2. Selain Sky Train, kedua terminal ini juga dihubungkan dengan walkway, tapi aku ga mau buang-buang capek karena belum tau pasi bakal sejauh apa, jadinya aku pilih yang udah pasti ga capek yaitu SKY TRAIN. Oiya, Sky Train ini ada dua posisi. Yang pertama, Sky Train di dalam lokasi imigrasi, yang artinya Sky Train yang bisa kita naiki tanpa melewati pintu imigrasi terlebih dahulu. Yang kedua adalah Sky Train yang letaknya setelah pintu imigrasi. Karena aku dan Neko-chan berencana nginap di Changi untuk malam itu, aku ga mau lewati imigrasi dulu. Karena kalau sudah lapor, kita harus keluar dan ga boleh masuk lagi kecuali kita punya jadwal terbang lagi. Sementara fasilitas-fasilitas yang aku ceritain di awal tadi, itu semua berada di dalam area imigrasi.

Akhirnya Sky Trainnya datang dan aku langsung boarding, oiya sky train ini datangnya 5 menit sekali.

Setibanya di Terminal 2 aku langsung menuju tempat janjian dengan Neko-chan. Untungnya di dekat tempat itu ada colokan untuk nge-charge hp yang udah lowbat banget. Jadi deh, menunggu sambil WiFi-an, bbm-an, fb-an, Whatsapp-an, ga bosan sama sekali.

Hampir pukul 12 malam waktu Singapore, akhirnya aku ketemu juga dengan si Neko-chan. Oiya waktu di Singapore itu sama dengan WITA di Indonesia. Jadi kalau kita berangkat dari Jakarta (WIB), kita harus majuin waktunya 1 jam lebih cepat.

Setelah ketemuan, ga pake lama kita langsung keliling-keliling muterin Terminal 2. Mulai dari lihat-lihat barang bagus di Duty Free (lihat-lihat doank), nyobain internet gratisnya dan foto-foto di setiap sudut yang (menurut kita) keren. Karena menurut kita, jalan-jalan tanpa foto adalah hoax. LoL.








Untungnya kita memang bawa banyak "ransum" dari Indonesia, jadi setelah capek jalan-jalan, bisa isi tenaga tanpa harus beli makanan yang harganya selangit di Changi. Kemarin aku sempat masuk ke 711 yang lokasinya di dalam imigrasi area itu, sakit hati banget ga sih, lihat air minum seukuran Aq*a tanggung itu dilabelin 3.5 SGD yang kalau dirupiahkan nyaris mencapai Rp35 ribu. itu dapat sekardus kali ya kalau beli yang kemasan gelas di Jakarta. Dan di sana, softdrink itu harganya lebih murah dari pada air putih. Giling!!

Di lantai dua kami menemukan area yang banyak dipakai orang untuk istirahat, masih banyak bangku kosong, akhirnya kita langsung atur posisi untuk istirahat sebentar.


Sebenarnya di beberapa lokasi bandara ada disediakan rest area yang memang difasilitasi dengan recliner (sofa empuk yang bisa menyangga sampai kaki, seperti kalau kita ke tempat pijat reflexy), tapi kemarin karena udah malem banget, semuanya penuh dipakai orang-orang yang bermalam di bandara.

Udah nyoba merem tapi tetap aja ga bisa tidur. Entah karena posisi tidurnya ga oke, atau karena terlalu excited jadi ga ngantuk, akhirnya kita memutuskan untuk lanjut muter-muter. Benar aja, di sisi lain bandara kita menemukan Experience Zone.



Di sini sofanya empuk banget dan banyak orang yang tidur di sini. Tapi kemarin hanya ada satu sofa yang kosong, sebagai teman seperjalanan yang bersolidaritas tinggi (halahh..) kami memutuskan cari tempat lain aja. Di sini juga ada layar tv seukuran 100 inch yang bikin kita bisa nonton seperti di bioskop. Kemarin orang-orang pada nonton tayangan bola, seru kali ya serasa nobar gitu, Goall!!

Kalau petugas bandara kita, kemana-mana harus jalan kaki. Buat ngitarin bandara yang seluas itu, petugas di Changi santai aja tanpa ngeluarin keringat sedikit pun. Gimana enggak? Mereka dengan santainya bisa kemana-mana dengan si imut ini.


Trretet,,treteeet.... klaksonnya berbunyi sambil ngedip-ngedipin lampu di bagian belakang itu. Dan akhirnya aku menemukan salah satu dari mereka tanpa pengawasan untuk numpang foto.

Lanjut muter-muter lagi, kami menemukan ini!!!!



Sumpah enak banget waktu kaki kita dipijet, bikin ngantuk euy..

Bener aja, abis reflexy langsung berasa ngantuk. Akhirnya tepar di bangku-bangku terdekat.



 Tidur dengan posisi ini, bener-bener bikin badan pegal. Dari pada besok paginya harus bangun dengan badan bengkok, akhirnya aku lebih milih untuk lirik kanan kiri, melihat situasi. Hehe.. Orang-orang udah sepi banget. Tinggal beberapa petugas bandara termasuk Cleaning Service yang sekali-sekali lewat bawa alat pembersih. Tapi kelihatannya mereka cuek aja sama orang-orang yang tidur di bangku, dan bahkan ada beberapa orang yang tidur di lantai, di pojokan. Sempat pusing juga gimana caranya supaya bisa tidur nyaman dengan badan lurus. Tadaaaa!! Dapat ide...


Senang banget waktu nyoba masukin badan ke situ, dan ternyata muat. Haha.. Ternyata aku tidak segemuk yang aku kira. Lumayan bisa terkapar sejam-an, sebelum akhirnya siap-siap untuk memulai petualangan baru di Sing.

Ini dulu cerita untuk Day 1. Aku akan update cerita per-harinya di lain waktu. Sekarang sudah malam, mau pulang dulu (iya, aku masih di kantor).

Oiya, sampai akhir cerita di bagian ini, aku belum mengeluarkan uang sepeser pun selain biaya keberangkatan di Jakarta. Semua makanan yang kami makan adalah bekal yang kami bawa di ransel kami, dan air putih, kami dapatkan secara gratis di bandara. Modalnya hanya tumbler kosong. Hehe.

See you in the next part.

Love,

Me :)
Yuk bagikan blog ini :